Rabu, 27 Mei 2015

Tarif Baru Obyek Wisata Pacitan, Berlaku Mulai 1 Juni 2015

Tarif Baru Obyek Wisata Pacitan, Berlaku Mulai 1 Juni 2015

Semakin meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan ke Pacitan beberapa tahun terakhir ini, yang berdampak pada indeks harga dan perkembangan perekonomian masyarakat,  membuat Pemkab Pacitan merasa perlu meninjau ulang besaran tarif retribusi tempat rekreasi dan olahraga.

Pantai Banyu Tibo di Desa Widoro Kecamatan Donorojo Pacitan
Peninjauan tarif retribusi ini akhirnya ditetapkan dengan Peraturan Bupati Pacitan Nomor 20 Tahun 2015 Tentang Penetapan Tarif Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga. Adapun tarif baru yang mulai diberlakukan mulai 1 Juni 2015 adalah sebagai berikut:

Pantai Pancer
Hari biasa 
anak : 2.500,-
dewasa : 3.500,-
Sabtu/Minggu dan Hari Libur Nasional
anak : 4.000,-
dewasa : 5.000,-

Pantai Srau
Hari biasa 
anak : 2.000,-
dewasa : 3.000,-
Sabtu/Minggu dan Hari Libur Nasional
anak : 3.000,-
dewasa : 5.000,-

Pantai Klayar
Hari biasa 
anak : 5.000,-
dewasa : 7.000,-
Sabtu/Minggu dan Hari Libur Nasional
anak : 5.000,-
dewasa : 10.000,-

Pantai Watukarung
Hari biasa 
anak : 2.000,-
dewasa : 3.000,-
Sabtu/Minggu dan Hari Libur Nasional
anak : 3.000,-
dewasa : 5.000,-

Pantai Taman Hadiwarno
Hari biasa 
anak : 2.000,-
dewasa : 3.000,-
Sabtu/Minggu dan Hari Libur Nasional
anak : 3.000,-
dewasa : 5.000,-

Pantai Soge Sidomulyo
Hari biasa 
anak : 2.000,-
dewasa : 3.000,-
Sabtu/Minggu dan Hari Libur Nasional
anak : 3.000,-
dewasa : 5.000,-

Pantai Dhaki - Bawur
Hari biasa 
anak : 2.000,-
dewasa : 3.000,-
Sabtu/Minggu dan Hari Libur Nasional
anak : 3.000,-
dewasa : 5.000,-

Pantai Buyutan - Widoro
Hari biasa 
anak : 2.000,-
dewasa : 3.000,-
Sabtu/Minggu dan Hari Libur Nasional
anak : 3.000,-
dewasa : 5.000,-

Pantai Dangkal - Worawari
Hari biasa 
anak : 2.000,-
dewasa : 3.000,-
Sabtu/Minggu dan Hari Libur Nasional
anak : 3.000,-
dewasa : 5.000,-

Gua Gong
Hari biasa 
anak : 5.000,-
dewasa : 10.000,-
Sabtu/Minggu dan Hari Libur Nasional
anak : 5.000,-
dewasa : 12.000,-

Gua Tabuhan
Hari biasa 
anak : 3.000,-
dewasa : 5.000,-
Sabtu/Minggu dan Hari Libur Nasional
anak : 5.000,-
dewasa : 7.000,-

Pemandian Banyu Anget
Hari biasa 
anak : 5.000,-
dewasa : 10.000,-
Sabtu/Minggu dan Hari Libur Nasional
anak : 5.000,-
dewasa : 10.000,-


  • Tarif berlaku untuk 1 kali masuk.
  • Tarif sudah termasuk asuransi jasa raharja
  • Untuk wisata rombongan, mendapat keringanan tarif setiap kelipatan 10 orang gratis 1 orang.


Untuk Jasa Wisata:
SPA Pemandian Banyu Anget (per 1 jam)
Hari biasa : 10.000
Sabtu/Minggu dan Hari Libur Nasional : 15.000,-

Bath Up Banyu Anget (per 1 jam)
Hari biasa : 10.000
Sabtu/Minggu dan Hari Libur Nasional : 15.000,-

Perahu Motor Pancer (per 1 kali pakai)
Hari biasa : 10.000
Sabtu/Minggu dan Hari Libur Nasional : 10.000,-









Selasa, 19 Mei 2015

Upacara Adat Jangkrik Genggong

Upacara Adat Jangkrik Genggong

Salah satu khasanah budaya khas Pacitan adalah Upacara Adat Jangkrik Genggong. Upacara adat yang diselenggarakan di lokasi TPI Tawang Desa Sidomulyo Kecamatan Ngadirojo Pacitan ini diadakan setiap hari Anggara Kasih (Selasa Kliwon) di Bulan Longkang (Dulkangidah). Upacara adat diawali dengan penampilan tari kontemporer yang menggambarkan sejarah upacara adat itu sendiri.

Tari kontemporer sebagai hiburan pembuka sebelum acara inti.
Kemudian acara dilanjutkan dengan arakan sesaji. Arakan dimulai dari pendapa tempat dilangsungkannya acara initi, menuju tempat ritual di bawah pohon beringin yang tumbuh ditengah TPI Tawang. Paraga yang melaksanakan ritual mengusung sesaji dengan dipikul, kemudian ada seorang tetua yang melaksanakan doa-doa ritual.


Arak sesaji, salah satu ritual upacara adat Jangkrik Genggong.
Setelah doa-doa ritual selesai, warga dan pengunjung pun berebut mengambil sesaji ritual seperti ingkung ayam dan berbagai sesaji lainnya. Acara dilanjutkan dengan tari gambyong sebagai tari pembuka. Setelahnya baru acara inti yaitu semacam tari tayub dengan lima penari pria yang menari bergantian. Kelima penari pria tersebut merupakan pengejawantahan dari pepunden mereka yaitu Rogo Bahu, Gadhung Melati, Gambir Anom, Sumur Wungu dan Wono Caki.

Acara inti Jangkrik Genggong adalah tari tayub.
Untuk yang terakhir yaitu yang untuk pengejawantahan dari Wono Caki, diiringi gendhing (lagu) Jangkrik Genggong yang merupakan roh dari acara adat ini. Upacara adat Jangkrik Genggong biasanya berlangsung mulai siang sampai malam harinya. (@rif)
Pacitan Kembangkan Budidaya Tambak Udang Ramah Lingkungan

Pacitan Kembangkan Budidaya Tambak Udang Ramah Lingkungan

Setelah beberapa waktu lalu tambak udang mulai diberkembangkan di Pacitan, kini untuk pertama kalinya tambak udang dikembangkan dengan sistem cluster. Sistem cluster ini merupakan konsep pemberdayaan masyarakat yang berbasis lingkungan. Tentunya berbeda dengan sistem tambak pada umumnya, karena sistem cluster ini mengedepankan aspek pelestarian lingkungan.
Panen udang di kawasan Pantai Soge Desa Sidomulyo Kecamatan Ngadirojo.
Tambak udang sistem cluster diprakarsai oleh Politeknik Perikanan Sidoarjo. Selain pembangunan tanggul penahan air laut, dalam sistem ini juga dilengkapi penanaman sabuk hijau serta pengelolaan air limbah dengan memanfaatkan hutan bakau.

Endang Suhedi, Direktur Politeknik Perikanan Sidoarjo menjelaskan bahwa cara yang baru ini membutuhkan kesabaran petani tambak. Dalam pengelolaannya mengedepankan daya dukung serta memperhatikan lingkungan untuk jangka panjang, sehingga hasil panen tidak dapat langsung dinikmati.

Sementara itu Bupati Pacitan, Indartato usai peletakan batu pertama pembangunan tambak udang mengatakan bahwa keberadaan tambak udang sistem cluster ini diharapkan bukan hanya menciptakan lapangan kerja baru, namun juga bisa menjadi media pembelajaran bagi masyarakat wilayah lain yang ingin menimba ilmu. Indartato juga berpesan agar pelaksanaan proyek selalu mengindahkan azas taat hukum sehingga nantinya tidak memicu persoalan.

Tambak udang sistem cluster ini dibangun di kawasan Pantai Sidomulyo, Desa Sidomulyo Kecamatan Ngadirojo. Dari lahan seluas 7 hektar hanya dimanfaatkan 2 hektar untuk pembangunan tambak. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga keberlangsungannya di masa mendatang. (@rif/Pur/Riz).

Senin, 18 Mei 2015

Gunung Lanang, Sensasi Menikmati Panorama Kota Pacitan dari Ketinggian

Gunung Lanang, Sensasi Menikmati Panorama Kota Pacitan dari Ketinggian


Pacitan terkenal karena wisata alamnya terutama gua dan pantai.  Tetapi ada hal lain yang bisa dilakukan untuk menikmati keindahan alam Pacitan, yaitu mendaki gunung. Gunung di Pacitan bukanlah masuk menjadi target pendakian nasional karena hanya berupa gunung-gunung kecil dan tidak begitu tinggi. Tetapi walaupun begitu ada beberapa diantaranya yang menawarkan sensasi tersendiri karena panoramanya yang sangat indah. Salah satunya adalah Gunung Lanang, gunung yang menawarkan view panorama Kota Pacitan yang berlatar Pantai Laut Selatan.

Kawasan Puncak Gunung Lanang. Nampak di belakang adalah puncak tertinggi, belakangnya lagi adalah Gunung Batok yang biasa dipakai memasang tower repeater.
Gunung Lanang terletak di Desa Punjung Kecamatan Kebonagung Pacitan dan bisa diakses baik dengan kendaraan roda 2 maupun roda 4. Gunung Lanang hanya sekitar 17 Km dari pusat Kota Pacitan atau hanya menempuh perjalanan sekitar 30 menit. Dari Kota Pacitan kita menuju jalur Pantulor (Pacitan-Tulakan-Lorok). Awalnya jalan beraspal yang berliku dan menanjak. Sekitar 10 Km akan sampai di puncak tanjakan (stasiun relay TVRI di Wonogondo). Jalan kemudian lurus sebentar, menurun sedikit kemudian menanjak lagi. Akhir tanjakan jalan lurus sedikit, dan menjelang kelokan yang menurun perhatikan kanan jalan ada pertigaan. Nah kita harus belok kanan meninggalkan aspal mulus beralih ke jalan yang lebih sempit dengan aspal yang mulai rusak.
Salah satu spot di Gunung Lanang untuk menyaksikan pemandangan Kota Pacitan
Sekitar 200 meter dari pertigaan tadi, kita akan ketemu pertigaan lagi, ambil yang ke kanan arah Desa Punjung (ada penunjuk arahnya). Ikuti terus jalan utama sampai bertemu Balai Desa Punjung. Di depan Balai Desa belok kiri masuk jalan rabat. Ikuti jalan rabat tersebut, jika ada percabangan, ambil jalan yang menanjak. Jalan rabat kemudian berganti menjadi jalan makadam yang menanjak. Hati-hati jalan bebatuan yang kadang licin apalagi jika musim penghujan. Di akhir tanjakan sampailah kita di kawasan Gunung Lanang. Di sebelah kiri jalan adalah Gunung Batok (gunung dengan tower repeater di puncaknya), sedangkan Gunung Lanang di sebelah kanan jalan.  Untuk menuju puncak Gunung Lanang ambil jalan setapak yang ke kanan. Hanya sekitar 50 meter sampai di kaki Gunung Lanang. Motor bisa diparkir di area ini, kalau bawa mobil hanya bisa diparkir di tepi jalan. 
Kawasan punggungan Gunung Lanang dilihat dari sisi utara.
Untuk menuju kawasan puncak Gunung Lanang kita harus memutar menyisir sisi timur gunung. Ambil saja jalan setapak yang kiri. Awalnya jalur menanjak, kemudian menurun sedikit melewati tepi perkebunan warga baru memutar kekanan menanjak bukit sampai di punggungan gunung. Puncak tertinggi Gunung Lanang berupa batu yang menjulang tinggi. Untuk sampai puncak tertinggi sangat disarankan untuk menggunakan peralatan panjat karena satu-satunya cara adalah dengan memanjat tebing bebatuan yang curam. Tetapi jangan khawatir, karena kita tidak harus ke puncaknya. Zona terbaik Gunung Lanang justru di punggungan gunung sisi paling selatan.

Puncak tertinggi Gunung Lanang berupa batu yang menjulang tinggi. Untuk sampai ke atasnya butuh peralatan panjat tebing dan keahlian khusus.
Zona punggungan gunung ini tidak begitu lebar, tetapi memanjang ke selatan. Ada beberapa lokasi yang sebenarnya bisa dipakai untuk mendirikan tenda. Hanya saja karena lokasi punggungan gunung ini sangat terbuka dan minim pelindung, sehingga anginnya sangat kencang. Jika bermalam di Gunung Lanang lebih baik menggunakan bivak yang bisa dibuat berlindung disamping bebatuan yang ada di kawasan tersebut. Tetapi jika terpaksa memakai tenda, pastikan memakai tenda yang kuat. Tenda dome model kubah yang rendah lebih cocok karena lebih minimal dalam menangkap aliran angin. Pastikan juga untuk menguatkan tenda dengan pasak dan tali serta perhitungkan pula arah angin.  
Salah satu lokasi yang bisa digunakan untuk mendirikan tenda. Pastikan menggunakan tenda yang kuat, karena kawasan ini sering bertiup angin kencang.
Dari kawasan punggungan Gunung Lanang ini,saat cuaca cerah, jika kita arahkan pandangan mata kita ke sisi barat akan tampak Kota Pacitan yang dikelilingi bebukitan dan juga teluk Pacitan. Sisi selatan nampak kawasan kota kecamatan Kebonagung. Sisi timur akan nampak jajaran Gunung Limo, Watu Lanang, Gunung Gembuk, dan dikejauhan nampak juga Gunung Sepang. Sebelah utara ada Gunung Batok dan Gunung Jepen. Saat malampun, view dari Gunung Lanang ini juga tak kalah indahnya. Kota Pacitan yang bertabur gemerlap lampu-lampu menyajikan sensasi panorama alam Pacitan yang tidak mudah untuk dilupakan. 

View Kota Pacitan darri Gunung Lanang.
Jika berencana untuk berkemah di kawasan Gunung Lanangjangan lupa untuk izin dulu dengan Pemerintah Desa setempat. Bisa langsung ke Kepala Desa, ataupun melalui Karang Taruna Setempat. Karena di atas tidak ada sumber air, pastikan membawa bekal air yang cukup. Hati-hati terutama di sisi barat punggungan, karena ada jurang curam setinggi lebih dari 200 meter. Jika berminat ke puncak tertinggi, gunakan peralatan panjat tebing. Dan yang tak kalah penting, jangan buang sampah sembarangan. Bawa kembali sampah anda supaya kawasan ini tetap bersih.

Nah tunggu apalagi, liburan ya berwisata di Pacitan saja. (@rif)